Perbedaan
Pendekatan
Keterampilan Proses
pada pembelajaran
sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikaskan hasilnya. Pendekatan
keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh individu siswa.
Inquiry –
Discovery
Suatu metode yang mengacu
pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau
mempelajari suatu gejala. Oleh karena Sains merupakan cara berpikir dan bekerja
yang setara dengan kumpulan pengetahuan, maka dalam pembelajaran Sains perlu
menekankan pada cara berpikir dan aktivitas saintis melalui metode inkuiri. Pada discovery
learning siswa didorong
untuk belajar secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman
dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan
prinsip-prinsip.
Persamaan
Penerapan
pendekatan keterampilan proses dan inquiry-discovery
menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat
digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau
kemampuan berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan
kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip
ilmu atau pengetahuan.
Selanjutnya
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
secara obyektif dan rasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan
oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk
sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau
alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku
dan proses mental, seperti ilmuwan.
Untuk mengembangkan
ketrampilan kognitif dalam penyelidikan dan memproses data, mengembangkan
logika untuk menyerap konsep-konsep yang berkualitas. Metode discovery adalah
suatu prosedur pembelajaran yang menekankan pada belajar mandiri, memanipulasi
obyek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan siswa-siswa lain sebelum
membuat generalisasi. Metode discovery
memberikan kesempatan secara luas kepada siswa dalam mencari, menemukan, dan
merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran
Perbedaan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
pembelajaran kontekstual merupakan sebuah strategi
pembelajaran yang dianggap tepat untuk saat ini karena materi yang diajarkan
oleh guru selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan
menggunakan pembelajaran kontekstual, materi yang disajikan guru akan lebih
bermakna. Siswa akan menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka.
Implementasi metode kontekstual lebih mengutamakan
strategi pembelajaran dari pada hasil belajar, yakni proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Pembelajaran menjadi lebih bermakana
dan riil, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab materi yang dipelajari siswa akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Science
Sechnology and Society Approach (STSA)
berkaitan dengan kehidupan
yang nyata, dimana dalam pembelajaran yang bersumber dari pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) disini siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan,
ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman
dengan teman sebaya-nya berpengaruh kepada kemampuan menyerap dan perilaku
belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat
tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan lingkungan budaya siswa yang
berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa
ke semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta
kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu
kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi prsoes
perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Persamaan
Menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya
sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui “ mengalami” bukan “menghafal”.
Dan juga lebih Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar